14 Juni 2009

“Jemari Ibu”

Karya: Elly Risman

Tertatap olehku jemari Ibunda
Ketika kedua tangannya tertadah berdoa
Lapat-lapat disebutnya pinta dan satu-satu air menetes dari matanya
Tak beralih mataku dari jemari Ibunda ketika mulutku mengaminkan
Pikiranku bermain mengembara
Namun mataku tak beralih dari jemari Ibunda
Jemari itu kini tampak mulai mengering
Bentuk kuku dan warna kulitnya pun agak berubah
Dan ada sedikit sisa kunyit di sana

Seteleh kupandang-pandang masih kutemukan sisa kecantikan masa muda
Kata orang jemari wanita adalah bagian dari keindahan yang dimilikinya
Tapi di jemari Ibunda pula tersimpan berjuta kisah duka dan bahagia sebuah keluarga

Jemari Ibunda
Seandainyalah engkau dapat berkata-kata
Tentulah akan bertutur engkau tentang berbagai kenikmatan dalam penciptaan manusia
Dan bagaimana setelah itu berbagai bahagia dan duka datang silih berganti
Jemari Ibundalah yang mengelus perutnya untuk meredakan sakit dan nyeri ketika akan melahirkan anak manusia seolah jemari itulah yang berbisik,”Keluarlah dengan tenang Ananda, jangan meronta! Tak tahu engkau betapa nyeri, pegal dan linu yang Ibunda rasa.”

Jemari Ibunda pula yang mendekap bayinya
ketika demam membuat tubuhnya panas membara
Jemari itu pula yang selalu tertadah berdoa meminta kepada Allah: cukupkanlah penderitaan anaknya, kalau bisa alihkan saja seluruh rasa sakit itu pada dirinya saja
Karena tak terkira rasa Ibunda bila anaknya menderita

Jemari Ibunda pula yang bertepuk bahagia dan tersenyum serta merekahkan wajah tulusnya sambil megelus dan mendekap anaknya untuk setiap keberhasilan ,kemajuan kecil yang dicapainya
Ah, jemari Ibunda, apa yang tidak dilakukan untuk kebahagiaan keluarga
Pekerjaan rumah yang selalu dinilai rendah tak bermakna telah menyita sebagian besar hidupnya
Tanpa semua itu apakah rumah akan punya makna
Jemari Ibunda mengerjakan apa saja untuk menopang hidup keluarga
Dari pekerjaan terhormat sampai yang dilakukan karena terpaksa
Disisihkannya dengan manis seluruh hasrat pribadinya sebagai manusia
Karena kebutuhan anak dan suami adalah yang utama

Alangkah panjangnya kisah bila kita dengarkan jemari ibunda bercerita
Di jemari Ibunda tersimpan juga sejuta kisah yang hanya ingin dimiliki oleh Ibunda saja
Bagian yang tidak bisa diceritakan pada siapapun juga karena dia menyangkut aib-aib kecil keluarga

Wahai, jemari Ibunda,
Telah kau selenggarakan sebuah kehidupan dengan totalitas pengorbanan yang tidak ada nama untuknya
Asal saja anak dan suami mencapai apa yang dicita-citakannya
Maka sepantasnyalah apabila anak atau ayah menjadi doktor atau pejabat tinggi negara atau apa saja
Maka sebagian kehormatan terpulang kepada Ibunda
Kepada jemari-jemarinya

ded to:muda/i jt3...yg semangat ya..